From indonesian tekstil
Ada beberapa jenis benang yang
digunakan untuk kain rajut diantaranya :
- Cotton
Untuk jenis benang ini di bagi menjadi 2 bagian yaitu benang
cotton combet dan benang cotton cardet. Yang membedakannya adalah keadaan fisik
kain jadinya nanti, biasanya untuk jenis kain cotton combet kain yang
dihasilkan lebih halus dan lebih jatuh dibandingkan dengan kain yang
menggunakan benang cotton cardet.
- TR
Jenis benang ini adalah gabungan dari
benang rayon dan benang ployester dengan komposisi, benang rayon 35% dan benang
polyester 65%. ( biasanya untuk warna yang menghasilakan warna tuton.
- TC
Jenis benang ini adalah gabungan dari
benang cotton dan benang polyester dengan komposisi, benang cotton 35% dan
benang polyester 65%.
- CVC
Hampir sama dengan tc hanya
komposisinya yang berbeda yaitu benang cotton 55% dan polyester 45%.
- Rayon
Jenis benang yang terbuat dari olahan –
olahan kulit kayu.
- Acrylic
- Spun ( PE )
Semua benang diatas biasa kita sebut
dengan ukuran S ( spining = gulungan /
putaran ) dengan ukuran yang tertera pada kardus atau pada kones benang
yaitu 45S, 40S, 32S, 30S, 28S, 20S, 16S, 14S, dan seterusnya. Semakin besar
ukuran benang yang tertera pada kones semakin kecil ukuran benang sebenarnya (
diameter benang ).
Contoh : 40S < 20S
selain jenis benang diatas, ada juga jenis benang yang lain
yaitu:
- Polyester
- Filament
- Nylon
- Viscos
- Lurex
- Spandex
Untuk jenis benang yang ini ukuran
benang yang digunakan adalah dengan satuan Dennier ( D ). Yang tertera pada kones antara lain : 20 D, 30 D,
40 D, 70D, 75 D, 150 D, 300 D, 600 D, dan 1200 D. Semakin besar ukuran benang
maka semakin besar pula benang yang digunakan ( ukuran diameter benangnya ).
Contoh : 40 D > 20 D
No comments:
Post a Comment